YUK KENALAN DENGAN DESAINER KARTU REMI ASAL INDONESIA YANG MENDUNIA

239

Kreativitas anak muda Indonesia tak perlu diragukan. Di tangan mereka, berbagai karya masterpiece tercipta dengan sempurna. Bahkan, karya mereka telah dicintai warga dunia. Ini membuktikan kualitas dan kreativitas anak bangsa sejajar dengan negara maju lainnya.

Salah satu karya anak muda yang mendunia adalah desainer kartu remi. Pasti, profesi satu ini masih terdengar asing di telinga. Bahkan belum banyak  generasi muda yang menekuni profesi satu ini lantaran penggunaan kartu remi masih terbatas pada khalayak tertentu.

Ditambah, banyak produsen kartu remi di Indonesia belum menyadari peran krusial desainer kartu bagi usaha mereka. Namun, kondisi tersebut tak menghalangi langkah anak muda bernama Edo Huang yang mendunia berkat desain kartu remi miliknya.

Desain kartu remi oleh pria kelahiran 1989 ini telah dilirik perusahan kartu terkemuka di Amerika Serikat, The Blue Crown, pada 2012 silam. Hingga kini, ia telah membuat sebanyak 12 desain kartu remi. Bahkan, sudah ada 3 desain miliknya yang menjadi limited edition di negeri Paman Sam tersebut.

Menariknya, desain berjudul Black Friday terjual dalam waktu 48 jam sejak dirilis. Koleksi ini hanya ada 500 books di seluruh dunia. Nama Edo Huang pun semakin tersohor bagi para pecinta kartu remi dunia. Prestasi yang patut diacungi jempol bagi anak muda Indonesia.

Anak pasangan Fauzan Walandau dan Intung Sugih ini juga sukses menembus pasar Eropa yakni Prancis dan Romania. Sementara untuk kawasan Asia, karyanya telah dinikmati warga Singapura dan Vietnam. 

Dari Sulap Hingga Desain Grafis

Sebelum menekuni profesi desainer kartu remi, Sejak duduk di bangku SMP, Edo Huang begitu mencintai dunia sulap. Bahkan,ia  sempat aktif menggelar pertunjukan-pertunjukan kecil hingga bangku SMA.  Hobi sulap inilah yang memperkenalkan dirinya pada dunia desain grafis.

Dirinya pun gemar mengoleksi kartu remi dari berbagai dunia. Ia menilai setiap negara memiliki desain unik. Dari situ, keinginan kuat untuk bisa membuat desain kartu remi sendiri hingga mengantarkannya untuk melanjutkan studi ke jenjang sarjana dengan mengambil jurusan desain di Limkokwing University Malaysia tahun 2007-2011.

Setelah lulus kuliah, ia kembali ke Jakarta dan kembali menekuni hobi sulap. Namun kali ini dengan menggabungkan keahlian desain grafis kepada kartu-kartu yang digunakan untuk alat sulap. 

Karya yang dibuat kemudian coba dia perkenalkan melalui website international bernama The Blue Crown, tempat ia bekerja saat ini. Kala itu, Edo mengirimkan 5 desain kartu. Selang tiga bulan kemudian, pada Oktober 2012, dua desain miliknya diterima dan langsung dikontrak oleh perusahaan tersebut.

Profesi yang Menggiurkan

Diakuinya, profesi sebagai desainer kartu remi masih jarang ada di Indonesia. Namun, bukan berarti profesi ini dianggap sebelah mata. Bahkan, jika dibandingkan dengan profesi lain, seorang desain kartu remi bisa meraup cuan lebih tinggi.

Lanjutnya, penghasilan sebagai desain kartu remi yang digelutinya cukup besar. Sedikitnya, untuk setiap proyek yang ditangani, Edo bisa dibayar hingga Rp40 juta. Angka yang terbilang fantastis bukan?

Meski begitu, dirinya juga memiliki idealisme bekerja yang dipegang. Dimana, ia tidak begitu fokus pada uang. Ia mencontohkan, salah satu toko sulap di Amerika bernama Hocus Pocus Magic yang telah berusia lebih dari 50 tahun. 

Sang empu toko, memproduksi kartu remi dengan desain spesial tetapi terbatas pada pembiayaan. Mereka, memanfaatkan platform www.kickstarter.com untuk mempromosikan sekaligus menggalang dana untuk produksi kartu.

Ingin Mengubah Stigma Negatif di Indonesia

Sebagai desainer kartu remi profesional, dirinya berkeinginan untuk kembali mempopulerkan permainan kartu remi kepada masyarakat Indonesia. Terlebih desain yang ditampilkan lebih fresh ketimbang kartu yang sudah ada saat ini.

Salah satunya, dengan menawarkan jasa pembuatan desain kartu remi ke sejumlah perusahaan di Tanah Air. Meski diakuinya, upaya tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan. Salah satunya, stigma negatif permainan kartu remi.

Diketahui, kartu remi memang identik dengan judi. Namun, tidak semua permainan judi memberikan dampak negatif bagi pemainnya jika kita memiliki kontrol terhadap diri. Bahkan banyak pejudi sukses yang telah memberikan andil besar dengan menyumbangkan harta kepada sesama.

Penggunaan kartu remi pun bisa untuk berbagai kebutuhan seperti media alat sulap yang dilakukan Edo Huang. Bahkan, kata dia kartu remi yang biasanya berjumlah 52 buah kartu merupakan kanvas kosong yang bisa diisi dengan karya seni modern.