ADU JUDI DI BALAPAN BURUNG MERPATI

359

Meski perjudian masih menjadi pro kontra di Indonesia, namun nyatanya praktik ini masih digemari sebagian masyarakat. Ada banyak praktik judi yang dilakukan salah satunya adu taruhan.

Ada banyak adu taruhan yang dilakukan masyarakat melibatkan sebuah pertandingan lokal. Ini menandakan, praktik judi sudah hadir sejak zaman dahulu dan melekat kuat dalam budaya masyakarat.

Namun, jangan berpikir adu taruhan dilakukan secara terbuka ya. Praktik judi ini tentu dilakukan secara tertutup. Akan ada panitia serta joki yang terlibat di dalam pertandingan. Semuanya sudah terorganisir dengan matang.

Pertandingan lokal apa saja yang menjadi adu taruhan? Salah satunya, pertandingan adu balap burung merpati yang kembali populer belakangan ini. Tak tanggung-tanggung hadiah taruhan bernilai puluhan juta. Lantas seperti apa sih pertandingan balap burung merpati yang kerap dijadikan adu taruhan?

BACA JUGA

Lazimnya, ada dua orang yang berdiri di atas ban mobil bekas yang dijadikan alas untuk mengepakan-ngepakan sayap merpati betina. Sembari menunggu burung merpati datang, kedua orang yang disebut joki ini stand by dengan handy talky (HT).

Rupanya mereka berkomunikasi dengan tim lain yang bertugas melepaskan burung merpati jantan. Jarak pelepasan sendiri antara 500 meter sampai dengan 1000 meter dari arena perlombaan.

Sementara, di belakang joki ada juga tim lain yang bertugas memberikan dukungan. Sesekali ada orang yang menunjuk-nunjuk ke arah depan mengisyaratkan jika burung dengan nama latin Columbidae ini sudah terlihat di depan mata.

Adu taruhan balap merpati banyak dijumpai di sejumlah daerah di Indonesia. Salah satunya, di Bandar Lampung. Lokasinya tersebar di tiga lokasi yakni Teluk Betung, Sukarame, dan Kemiling. Lokasi ini kerap menggelar taruhan yang dilakukan secara tersamar.

Melansir situs tribunbandarlampung.com, uang taruhan balap merpati cukup menggiurkan. Besarannya bisa mencapai Rp30 juta. Nilai jual merpati pun akan melambung tinggi jika kerap memenangkan pertandingan.

Di sana, pertandingan taruhan merpati biasanya dibuka ketika ada pemain yang mengeluarkan kalimat tantangan. Kalimat itu menjadi semacam kode untuk memulai perjudian.

Salah satu kalimat tantangan yang dilontarkan pemain di lokasi balapan yakni ‘penasaran’ dan ‘ayo’.  Jika kedua kalimat tersebut terucap maka saatnya para pemain berkumpul dan menyepakati nilai taruhan.

Mereka lantas bergegas mengumpulkan uang ke seseorang yang biasa disebut panitia. Panitia akan memberikan aba-aba dimulai. Dan Burung yang paling cepat akan menjadi pemenang dan sang pemilik berhak mendapat uang taruhan.

Biasanya, pertandingan adu taruhan burung digelar pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB -17.00 WIB. Lokasi adu balap burung dipilih cukup strategis dan jauh dari pemukiman penduduk. 

AL (28), seorang pemain burung merpati mengungkapkan, para pemain awalnya menyetor uang kepada panitia. Burung yang paling cepat sampai ke tujuan itulah yang menjadi pemenangnya.

AL tidak menerbangkan sendiri burung merpatinya. Dia mengaku memakai jasa joki atau biasa disebut ‘pilot’ oleh warga sekitar. Tugasnya yakni memegang burung dara betina supaya mengarahkan agar burung dara jantan datang dengan cepat.

Dirinya mengakui, dari hasil taruhan adu burung pernah mendapat uang sebesar Rp10 juta. Meski mendapatkan uang yang cukup besar, menurutnya hal tersebut belum sebanding dengan biaya perawatan burung.

Termasuk kata dia biaya perawatan serta makanan burung yang cukup menguras kantong sang pemilik.  Tujuannya satu, supaya burung merpati kuat dan bisa terbang tinggi sehingga bisa memenangkan pertandingan.