Mengungkap Sepak Terjang Stanley Ho, ‘Raja Judi’ Sekaligus Orang Terkaya di Makau

357

Selama bertahun-tahun, kota Makau di China menjadi pusat perjudian terbesar di kawasan Asia. Dengan banyak bermunculannya tempat kasino kelas dunia di Makau, tak heran kota ini dijuluki sebagai ‘Las Vegas Asia’. 

Tempat kasino populer di kota Makau yang paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan hingga saat ini di antaranya Grand Lisboa Palace Resort Macau, Grand Lisboa Macau, Casino Lisboa Macau, Sands Macau, MGM Grand Macau, Venetian Macau, City of Dream, dan banyak lagi. 

Perjalanan kota Makau menjadi kota judi terbesar di Asia, tak lepas dari peran dari ‘Raja Judi’ Makau sekaligus pengusaha pemilik beberapa kasino besar di kota tersebut yaitu Stanley Ho. Meski sudah meninggal pada usia ke 98 tahun pada 26 Mei 2020 lalu, banyak kontribusi dan peninggalan yang dihasilkan oleh Stanley Ho. 

BACA JUGA

 

Stanley Ho banyak memiliki tempat kasino terbesar di Makau di bawah naungan grup perusahaan miliknya yaitu Sociedade de Jogos de Macau (SJM) Holdings. SJM Holdings memiliki banyak tempat kasino serta resor dan hotel kasino populer dan besar di Makau seperti Grand Lisboa Palace Resort Macau, Grand Lisboa Macau, Casino Lisboa Macau, Casino Golden Dragon, Casino Oceanus, dan banyak lagi. 

Berkat segudang perusahaan kasino yang dimilikinya, Stanley Ho berhasil menyandang gelar orang terkaya ke-13 di Hong Kong, bahkan menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan total kekayaan bersih hingga saat ini mencapai 2 miliar USD. Selain itu, Stanley kerap dijuluki sebagai Raja Judi karena kiprahnya di dunia judi selama bertahun-tahun.

Pencapaian Stanley Ho ini tidak lepas dari sejarah panjang dalam perjalanan hidupnya selama ini. Berikut sepak terjang Stanley Ho sang Raja Judi dalam industri judi di Makau.

Kehidupan Pribadi Stanley Ho

Stanley Ho lahir pada 25 November 1921 di Hongkong dengan latar belakang keluarga pengusaha sukses yang memiliki pengaruh besar di Hongkong kala itu. Sayangnya, pada tahun 1930-an, keluarga Ho jatuh bangkrut. Stanley Ho dibesarkan oleh kedua orang tuanya dengan ayah bernama Ho Sai Kwong serta 12 saudara kandung lainnya.

Ketika beranjak dewasa, Stanley Ho mendapatkan beasiswa di Universitas Hong Kong. Namun, Stanley tidak dapat menyelesaikan kuliahnya akibat serangan Jepang yang memicu Perang Pasifik yang berlangsung dari tahun 1941 sampai tahun 1945. Kala itu, Ho dan keluarga besarnya harus mengungsi ke kota Makau yang saat itu situasinya kondusif di bawah kekuasaan Portugis dan tidak diduduki oleh Jepang. 

Stanley mengawali karier di sebuah perusahaan Jepang di bagian ekspor dan impor. Berkat bakat bisnis yang dimilikinya sejak remaja, membuat Stanley menjadi mitra bisnis dalam perusahaan tersebut, dari semula menjadi pegawai. Selanjutnya Stanley mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang Kerosin pada tahun 1943. 

Stanley memiliki 4 istri dan 17 anak. Pada 1948, Ho menikahi Clementina Leitao yang merupakan putri seorang pengacara terkemuka di Makau. Di tahun yang sama, Ho menikahi Lucina Laam di bawah aturan Dinasti Qing yang mengizinkan pria untuk berpoligami. Selanjutnya, Stanley memiliki anak dari dua wanita lainnya yaitu Ina Chan dan Angela Leong yang kerap disebut Ho sebagai istri-istri nya. 

Hingga kematiannya, Ho meninggalkan tiga istri dan 16 anaknya. Karena putra sulungnya, Robert telah lebih dulu tewas akibat kecelakaan mobil di Portugal pada 1981.

Pada 26 Mei 2020, Stanley Ho meninggal dunia pada usia 98 tahun di rumah sakit Sanatorium Hongkong. Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti kematian Stanley Ho. Nampaknya Stanley Ho menderita penyakit gangguan otak. 

Mengingat, Ho pernah menjalani operasi otak pada tahun 2009 setelah dikabarkan jatuh di rumahnya. Ho dirawat selama 7 bulan di rumah sakit dan jarang tampil di muka umum, terkadang dia muncul dengan kursi roda. Selain terkenal di industri perjudian, Stanley Ho di satu sisi dikenal juga sebagai sosok yang murah hati. 

Perjalanan Karier di Industri Judi Makau

Pada tahun 1962, Stanley menginvestasikan dananya untuk memenangi hak monopoli di usaha perjudian di Makau sebagai upaya konsorsium bisnis. Saat itu, Stanley Ho bersama saudaranya Susie Ho beserta konglomerat Henry Fok, Yip Hon dan Teddy Yip mendirikan grup perusahaan bernama 

Sociedade de Turismo e Diversoes de Macau (STDM). Setelah itu, STDM berhasil memenangkan tender untuk monopoli usaha perjudian di Makau. 

Selain di Makau, Stanley memiliki sembilan kasino di Filipina pada era 1960-an. Namun sayang, Stanley harus meninggalkan bisnis kasino tersebut karena konflik dengan presiden Filipina kala itu.

Pada tahun 1982, Ho dan Yip sempat berselisih hebat hingga mengakibatkan Yip melepaskan sahamnya. Kemudian pada tahun 1986 Fok juga menjual sahamnya. Perselisihan kembali terjadi dengan adik Stanley, yaitu Winnie dengan berbagai tuntutan hukum pada tahun 2002. 

Pada tahun 2008, akhirnya tuntutan hukum tersebut berhasil diselesaikan setelah mendaftarkan anak perusahaan kasinonya bernama Sociedade de Jogos de Macau (SJM) di Bursa Efek Hongkong.

Selama bertahun-tahun, industri perjudian kasino di Makau dikuasai oleh STDM Group milik Stanley. STDM Group berhasil menguasai hingga 70% pangsa pasar bisnis perjudian di Makau selama beberapa tahun. 

Stanley memonopoli industri perjudian sampai tahun 2002 ketika pemerintah mengizinkan masuknya investor asing dan membuat pengambilalihan kasinonya berkontribusi sekitar 80% dari pendapatan tahunan kota yang mampu menyalip Las Vegas.

Sayangnya, era monopoli yang didominasi oleh STDM Group harus berakhir pada awal tahun 2000-an. Pada tahun 2002, pemerintah Makau mengakhiri sistem monopoli dan memberikan konsesi operasi kasino dan sub konsesi kepada Sociedade de Jogos de Macau (SJM, anak perusahaan STDM yang 80% dimiliki), Wynn Resorts, Las Vegas Sands, Galaxy Entertainment Group, kemitraan MGM Mirage dan Pansy Ho Chiu-king, serta kemitraan Melco dan PBL. 

STDM berhasil memperkenalkan permainan judi ala barat dan memodernisasi transportasi laut antara Makau dan Hong Kong, serta membawa jutaan pejudi dari Hong Kong setiap tahun. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 16 kasino yang dioperasikan oleh STDM, dan mereka masih mendominasi industri kasino di Makau.

Di awal tahun 2000-an, Stanley membentuk anak perusahaan STDM Group bernama Sociedade de Jogos de Macau (SJM) Holdings. SJM Holdings memiliki banyak lini bisnis seperti kasino dan hotel mewah di Makau. Hingga saat ini, kasino milik SJM Holdings masih mendominasi industri perjudian di Makau.

Sekitar 20 kasino yang dinaungi SJM Holdings merupakan kasino terbesar di Makau seperti Grand Lisboa Palace Resort Macau, Grand Lisboa Macau, Casino Lisboa Macau, Casino Golden Dragon, Casino Oceanus dan lainnya. Selain itu, SJM Holdings juga memiliki beberapa hotel di Makau Grand Lisboa Palace Resort Macau, Grand Lisboa Macau, Jai Alai Hotel dan Sofitel Macau.

Saham perusahaan Ho melonjak akibat kemungkinan perubahan kepemilikan yang melibatkan anggota keluarga Ho. Harga saham SJM Holdings sempat naik menjadi 8,5% pada tahun 2020. 

Sang Raja Judi Makau ini juga memberlakukan sistem junket VIP pada SJM Holdings, yang dimana para perantara bertindak atas nama kasino dengan memberikan kredit kepada para pejudi dan mengambil tanggung jawab untuk menagih hutang. 

Kemudian, Stanley menyerahkan kepemimpinan SJM selanjutnya kepada putrinya, Pansy Ho yang menjabat sebagai direktur SJM. Sementara salah satunya puteranya, Lawrence Ho memimpin salah satu kasino miliknya di Makau. 

Meski sudah diserahkan kepada anaknya, Stanley mendapatkan masalah terkait pembagian aset antara 16 anaknya dari 4 istri yang menjadi masalah hukum. Hingga ‘Sang Raja Judi’ terpaksa merestrukturisasi perusahaannya setelah perseteruan hukum yang terjadi dalam anggota keluarga pada tahun 2012 atas kekayaan keluarga. Hingga menjelang kematiannya, perebutan harta warisan Stanley masih terjadi di antara istri dan anak-anaknya.